Tag

, , , , , , , , , , , ,

Salah satu hal penting yang bisa dinikmati dari sebuah karya film dan pementasan (apapun bentuknya) adalah pesan moral yang disampaikan. Lewat media audiovisual ini para sineas dalam negeri bekerja menelurkan karya terbaik mereka. Salah satunya, I am Hope.

teaser poster I am Hope the movie

Sinopsis

Mia (Tatjana Saphira), seorang gadis berusia 21 tahun, berkeinginan mewujudkan impiannya dalam bentuk sebuah pementasan teater. Dalam proses mencapai tujuan besarnya, langkah Mia terbentur batu sandungan. Ia divonis kanker seperti yang pernah merenggut nyawa ibundanya. Namun, ia berkeras hati. Dalam proses pengobatan, ia tetap berjuang mewujudkan impian itu. Meski tekanan ekonomi dan stres nyaris menghabisi kehidupannya, sekalipun sangat sulit, Mia bergeming.

Dengan bantuan ayahnya (Tio Pakusadewo), saudara perempuannya (Alessandra Usman), juga orang-orang lain di sekitar Mia, ia bertahan dan terus berjuang. Seperti apa perjuangan Mia, keluarga, dan orang-orang di sekitar yang peduli pada Mia? Akankah impian besar Mia terwujud sebelum takdirnya menjemput? Apakah ia akan menjadi salah seorang penyintas kanker? Temukan jawabannya di I am Hope.

Di Balik Layar I am Hope

Ide film ini berasal dari persahabatan, kepedulian, keinginan untuk berbagi, dan saling menguatkan terhadap para penyandang kanker. Tiga orang perempuan penggagas sekaligus produser film adalah Janna Soekasah Joesoef, Wulan Guritno, dan Amanda Soekasah.

HOPE

tiga perempuan di balik HOPE (credit: bracelet of HOPE)

Sebelum film ini digarap, ketiga perempuan tersebut telah membentuk gerakan HOPE pada bulan Oktober 2014 silam. Salah satu kegiatan gerakan HOPE diwujudkan dalam bentuk gelang harapan (bracelet of hope). Gelang tersebut dibuat dari sisa Kain Pelangi Jumputan karya desainer senior Indonesia, Ghea Panggabean. Dipilihnya warna pelangi adalah sebagai simbol dari energi harapan

Gerakan HOPE ingin menebarkan virus keberanian dan harapan kepada para penyintas kanker, relawan, pejuang harapan (Wariors of HOPE), dan siapapun yang peduli terhadap kanker. Kita bahkan bisa menyumbangkan dukungan dengan membeli gelang harapan seharga Rp100.000,00. Ada tiga varian gelang, yaitu etnik, kepang, dan plat. Untuk membelinya kita bisa mengunjungi http://gelangharapan.org/bracelet. Seluruh hasil penjualan gelang harapan akan disumbangkan kepada yayasan-yayasan kanker yang ada di Indonesia.

 

I am Hope, the Movie

Setelah gelang harapan, bentuk dukungan selanjutnya adalah dimulainya penggarapan film I am Hope. Di bawah rumah produksi Alkimia Production, Adilla Dimitri sebagai sutradara merangkul  aktris/aktor muda berbakat— Tatjana Saphira, Alessandra Usman, Fachri Albar, Fauzi Baadilaa, Ine Febriyanti, Kenes Andari, Feby Febiola, Ariyo Wahab—untuk beradu akting dengan aktor kawakan, Tio Pakusadewo dan Ray Sahetapi.

Sementara itu, sebagai penguat sisi musik dipilihlah RAN. Grup musik yang lahir tahun 2006 ini didaulat sebagai pengisi original soundtrack (OST) I am Hope. Dalam waktu yang serba mepet, akhirnya Rayi, Asta, dan Nino bersama delapan orang Wariors of Hope, berhasil mempersembahkan Nyanyian Harapan. Tema harapan yang dikemas dalam lagu ini khas RAN, tanpa melankolis, tanpa menye-menye. Ya, memberi semangat dan menebar harapan positif, tak perlu selalu dengan kalimat sendu mendayu; seperti yang tergambar dalam penggalan liriknya berikut ini.

percaya dalam gelap
sinar ‘kan menyala, harapan ‘kan ada
berhentilah berputus asa
ku pasti bisa

percaya dalam gelap harapan kan datang
membawakan terang
hidup ini sangat berarti
tak ingin ku berhenti bermimpi

 

Jadi, seperti apa perpaduan akting, ditambah aransemen musik garapan RAN, dan dilengkapi dengan kerja kreatif tim I am Hope? Kita tunggu sama-sama rilisnya 18 Februari 2016 mendatang, ya. Happy watching, Pals! 😉